Rabu, 09 Oktober 2013

Tugasku Tak Berakhir di Meja Dosen 2



LEMBAR TUGAS MANDIRI
Manusia sebagai Mahluk Budaya dan Mencapai Peradaban


Manusia dan kebudayaan tidak bisa dipisahkan karena dengan kebudayaan maka dapat diceritakan tentang sejarah manusia, peradaban manusia dari zaman megalitikum sampai zaman modern. Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual. Kelompok masyarakat yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan identitas kebudayaan yang luas, itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Peradaban memiliki kaitan erat dengan kebudayaan yaitu kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia.Setiap masyrakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak  semuanya memiliki peradaban, peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan dan seni yang telah maju.

A.    Manusia Sebagai Mahkluk Berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup mahluk lain. Dari sifat tuntutan itu ada yang berupa tuntutan rohani dan apa pula tuntutan jasmani. Bila diteliti jenis maupun ragamnya sangat banyak, namun yang pasti semua itu hanya untuk mencapai kebahagiaan.
Di sisi lain akal budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapan pun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh mahluk lain. Cipta, karsa dan rasa pada manusia sebagai buah kala budinya terus melaju tanpa henti berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya; baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Adapun ahli antorpologi yang memberikan definisi tentang budaya adalah E.B.Tylor (1871 didalam Widagdho, 1991, h.19) yang mengartikan budaya dengan suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. 
Maka yang dimaksudkan dengan manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Kalau ditilik dari segi bentuk fisiknya maupun yang ada disebaliknya, tidak berlebihan jika manusia menyatakan dirinya sebagai mahkluk termulia di antara mahkluk lainnya. Banyak bukti dapat ditunjukkan sebagai tanda kemuliaan atau keistimewaan manusia sebagai makhluk berbudaya di antara mahkluk, diantaranya:

a.       Semua unsur alam, termasuk mahkluk-mahkluk lain dapat dikuasai manusia dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
b.      Manusia mampu mengatur perkembangan hidup mahkluk lain dan menghindarkannya dari kepunahan.
c.       Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di ala mini tidak saling meniadakan.
d.      Manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini yang secara alamiah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat; baik bagi keperluan hidup manusia sendiri, maupun kehidupan pada umumnya.
e.       Manusia memiliki kreativitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya.
f.       Manusia memiliki rasa indah dan karenanya mampu menciptakan benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya.
g.      Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang memungkinkan mereka untuk saling bertukar informasi demi kesempurnaan hidup bersama.
h.      Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata susila, yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan bersama yang lebih tertib dan saling menghargai.
i.        Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna.
j.        Manusia memiliki pegangan hidup antar sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan Sang     Pencipta demi kebahagiaan hidupnya di akhirat kelak. ( Widhagdo, hal.32-33).

Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai perilaku/ makhluk budaya, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan , karena manusia yang menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya
B.     Mencapai Peradaban

Koentjaraningrat (1983: 146) menggunakan istilah peradaban,yang berasal dari bahasa Inggris yaitu civilization. Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil (warga kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya, peradaban juga disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur. Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya materiil, relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa.

Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan peradaban atau pasang surut. Suatu masyarakat pada kurun waktu tertentu berada dalam taraf primitif, namun sewaktu-waktu dapat melejit menjadi masyarakat yang maju dan dianggap telah mencapai kebudayaan tinggi atau peradaban. Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu itulah, kita bisa becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa mendatang.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Dalam sejarah peradaban dunia kita mengenal peradaban Mesopotamia, Mesir, Persia, Yunani,Romawi, India, Jepang, Cina, Arab dan lain sebagainya, yang telah menjadi bukti sejarah kemajuan peradaban masyarakat bangsa-bangsa tersebut. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi.

Kondisi sebaliknya dapat terjadi yaitu masa peradaban masa ini yang  mengacu pada sesuatu yang dimana kita cenderung menganggapnya “maju”, “modern” dan “tinggi”; dan sampai saat ini kita masih cenderung mengacu ke arah Amerika Serikat dan negara-negara barat, sebagai sumber kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun dalam konteks sejarah peradaban Indonesia, kemajuan dan kemashyuran kerajaan-kerajaan seperti kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Malaka dan sebagainya, dianggap menjadi salah satu titik peradaban masyarakat bangsa ini.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peradaban Manusia:
1. Pendidikan
    Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh manusia dalam kehidupannya, maka semakin mudah pula manusia menjalani kehidupannya. Selain itu, pendidikan juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peradaban baik yang positif maupun sebaliknya.
2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.
    Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan selalu memberi kemudahan bagi segala bentuk aktifitas manusia. karena manusia dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya. 

Selain peradaban mengartikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat suatu bangsa, kemajuan peadaban juga akan menimnulkan suatu masalah yang dinamakan sebagai problematika peradaban. Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia semakin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi suatu kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar karena ditopang pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.

Sumber :
Widagdho, D, 1991., Ilmu Budaya Dasar, Edisi kedua, Jakarta:Bumi Aksara.
Koentjaraningrat,1983.,Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi keenam,  
      Jakarta:Aksara Baru.
Prasetya, Joko Tri. 1991. Ilmu Budaya Dasar.  Rineka Cipta: Jakarta.
Anonim, 2013., Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari : <
      isbd/ > [ diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Yulianti, K, 2012., Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari: <
       peradaban.html > [diakses tanggal  4 oktober 2013].
Aditya, B.W, 2012., Hubungan Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari
        peradaban/ > [diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Anonim, 2011., Mempelajari Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari: <
      tanggal 4 Oktober 2013].
Agustina, E, 2011., Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari:
       peradaban.html > [diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Anonim, 2010., Manusia sebagai Mahkluk Sosial dan Budaya. [online] diunduh
      sosial-dan-budaya-2/ > [diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Sudaryat, Y, 2012., Manusia sebagai Mahkluk Budaya. [online] diunduh dari :
      budaya/ > [diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Anonim, 2011., Manusia sebagai Mahkluk Individu, Sosial dan Berbudaya.
      [online] diunduh dari : < http://blog.uin
      dan-berbudaya/ > [ diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Zikri, A, 2012., Manusia sebagai Mahkluk Budaya. [online] diunduh dari: <
      budaya > [ diakses tanggal 5 Oktober 2013].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar