LEMBAR
TUGAS MANDIRI
Manusia sebagai Mahluk Budaya dan Mencapai Peradaban
Manusia dan kebudayaan tidak bisa
dipisahkan karena dengan kebudayaan maka dapat diceritakan tentang sejarah
manusia, peradaban manusia dari zaman megalitikum sampai zaman modern. Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada
suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, dan spiritual. Kelompok masyarakat yang mempunyai jiwa sosial yang
tinggi dan identitas kebudayaan yang luas, itulah yang membedakan manusia dari
makhluk lainnya.
Peradaban memiliki kaitan erat dengan kebudayaan yaitu kebudayaan
hakikatnya adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia.Setiap masyrakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, tetapi
tidak semuanya memiliki peradaban,
peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu yang telah telah mencapai
kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan
dan seni yang telah maju.
A. Manusia Sebagai Mahkluk
Berbudaya
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau yang
lazim disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan
perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia
yang lebih daripada tuntutan hidup mahluk lain. Dari sifat tuntutan itu ada
yang berupa tuntutan rohani dan apa pula tuntutan jasmani. Bila diteliti jenis
maupun ragamnya sangat banyak, namun yang pasti semua itu hanya untuk mencapai
kebahagiaan.
Di sisi lain akal budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang
sampai kapan pun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh mahluk lain. Cipta,
karsa dan rasa pada manusia sebagai buah kala budinya terus melaju tanpa henti
berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi hajat hidupnya; baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut
kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur.
Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Adapun ahli antorpologi yang
memberikan definisi tentang budaya adalah E.B.Tylor (1871 didalam Widagdho, 1991, h.19) yang mengartikan budaya dengan suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Maka yang dimaksudkan dengan
manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan,
kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Kalau ditilik dari segi bentuk
fisiknya maupun yang ada disebaliknya, tidak berlebihan jika manusia menyatakan
dirinya sebagai mahkluk termulia di antara mahkluk lainnya. Banyak bukti dapat
ditunjukkan sebagai tanda kemuliaan atau keistimewaan manusia sebagai makhluk
berbudaya di antara mahkluk, diantaranya:
a.
Semua
unsur alam, termasuk mahkluk-mahkluk lain dapat dikuasai manusia dan
dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
b.
Manusia
mampu mengatur perkembangan hidup mahkluk lain dan menghindarkannya dari
kepunahan.
c.
Manusia
mampu mengusahakan agar apa yang ada di ala mini tidak saling meniadakan.
d.
Manusia
mampu mengubah apa yang ada di alam ini yang secara alamiah tidak bermanfaat
menjadi bermanfaat; baik bagi keperluan hidup manusia sendiri, maupun kehidupan
pada umumnya.
e.
Manusia
memiliki kreativitas oleh karenanya mampu menciptakan benda-benda yang
diperlukan dengan bentuk dan model menurut keinginannya.
f.
Manusia
memiliki rasa indah dan karenanya mampu menciptakan benda-benda seni yang dapat
menambah kenikmatan hidup rohaninya.
g.
Manusia
memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamanya yang disebut bahasa, yang
memungkinkan mereka untuk saling bertukar informasi demi kesempurnaan hidup
bersama.
h.
Manusia
memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata
susila, yang memungkinkan terciptanya suasana kehidupan bersama yang lebih
tertib dan saling menghargai.
i.
Manusia
memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan
makin sempurna.
j.
Manusia
memiliki pegangan hidup antar sesama demi kesejahteraan hidupnya di dunia
selain itu juga mengatur “pergaulannya” dengan Sang Pencipta demi kebahagiaan hidupnya di
akhirat kelak. ( Widhagdo, hal.32-33).
Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan
itu adalah manusia sebagai perilaku/ makhluk budaya, dan kebudayaan merupakan
objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, artinya walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan , karena manusia yang menciptakan kebudayaan, dan setelah
tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya
B. Mencapai Peradaban
Koentjaraningrat
(1983: 146) menggunakan istilah peradaban,yang berasal
dari bahasa Inggris yaitu civilization. Peradaban
merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil
(warga kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya,
peradaban juga disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur.
Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya
materiil, relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral,
gagasan, dan bahasa.
Dalam perjalanan peradaban
manusia, ada suatu fenomena yang harus dihadapi, yaitu terjadinya benturan
peradaban atau pasang surut. Suatu masyarakat pada kurun waktu tertentu berada
dalam taraf primitif, namun sewaktu-waktu dapat melejit menjadi masyarakat yang
maju dan dianggap telah mencapai kebudayaan tinggi atau peradaban. Satu hal
yang tidak boleh terjadi adalah berhenti mempelajari peradaban manusia.
Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah peradaban manusia
dari tiap masa tidak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu
itulah, kita bisa becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa
mendatang.
Peradaban merupakan
tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan,
memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Dalam
sejarah peradaban dunia kita mengenal peradaban Mesopotamia, Mesir, Persia,
Yunani,Romawi, India, Jepang, Cina, Arab dan lain sebagainya, yang telah
menjadi bukti sejarah kemajuan peradaban masyarakat bangsa-bangsa tersebut. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil
budaya yang tinggi.
Kondisi sebaliknya dapat
terjadi yaitu masa peradaban masa ini yang
mengacu pada sesuatu yang dimana kita cenderung menganggapnya “maju”,
“modern” dan “tinggi”; dan sampai saat ini kita masih cenderung mengacu ke arah
Amerika Serikat dan negara-negara barat, sebagai sumber kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Adapun dalam konteks sejarah peradaban
Indonesia, kemajuan dan kemashyuran kerajaan-kerajaan seperti kerajaan
Sriwijaya, Majapahit, Malaka dan sebagainya, dianggap menjadi salah satu titik
peradaban masyarakat bangsa ini.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Peradaban Manusia:
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
diperoleh manusia dalam kehidupannya, maka semakin mudah pula manusia menjalani
kehidupannya. Selain itu, pendidikan juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap peradaban baik yang positif maupun sebaliknya.
2. Kemajuan teknologi dan
Ilmu pengetahuan.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
selalu memberi kemudahan bagi segala bentuk aktifitas manusia. karena manusia
dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupannya.
Selain peradaban mengartikan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi masyarakat suatu bangsa, kemajuan peadaban juga akan menimnulkan
suatu masalah yang dinamakan sebagai problematika
peradaban. Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan
manusia semakin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat
bantu/ekstensi kemampuan diri manusia, dewasa ini telah menjadi suatu kekuatan
otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan
daya pengaruhnya yang sangat besar karena ditopang pula oleh sistem-sistem
sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia.
Sumber :
Widagdho,
D, 1991., Ilmu Budaya Dasar, Edisi kedua, Jakarta:Bumi Aksara.
Koentjaraningrat,1983.,Pengantar
Ilmu Antropologi, Edisi keenam,
Jakarta:Aksara Baru.
Prasetya, Joko Tri.
1991. Ilmu Budaya Dasar. Rineka
Cipta: Jakarta.
Anonim, 2013., Manusia dan Peradaban. [online] diunduh
dari : <
isbd/
> [ diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Yulianti, K, 2012., Manusia dan Peradaban. [online] diunduh
dari: <
peradaban.html
> [diakses tanggal 4 oktober 2013].
Aditya, B.W, 2012., Hubungan Manusia dan Peradaban. [online]
diunduh dari
peradaban/
> [diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Anonim, 2011.,
Mempelajari Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari: <
tanggal 4 Oktober 2013].
Agustina, E, 2011.,
Manusia dan Peradaban. [online] diunduh dari:
peradaban.html
> [diakses tanggal 4 Oktober 2013].
Anonim, 2010., Manusia
sebagai Mahkluk Sosial dan Budaya. [online] diunduh
sosial-dan-budaya-2/
> [diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Sudaryat, Y, 2012.,
Manusia sebagai Mahkluk Budaya. [online] diunduh dari :
budaya/
> [diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Anonim, 2011., Manusia
sebagai Mahkluk Individu, Sosial dan Berbudaya.
[online] diunduh dari : < http://blog.uin
dan-berbudaya/
> [ diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Zikri, A, 2012.,
Manusia sebagai Mahkluk Budaya. [online] diunduh dari: <
budaya
> [ diakses tanggal 5 Oktober 2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar