Rabu, 09 Oktober 2013

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat



Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak setiap individu, dan merupakan prioritas utama untuk mencapai masyarakat sejahtera dan salah satu aspek yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia.Sehubungan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut maka munculah suatu program yakni; Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu  menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Di tatanan rumah tangga diperlukan PHBS dengan maksud supaya seluruh rumah tangga menjadi rumah tangga ber-PHBS menuju Indonesia sehat. Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang melaksanakan 10 indikator PHBS yang meliputi (1)persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; (2) memberi bayi ASI eksklusif; (3) menimbang balita setiap bulan; (4) menggunakan air bersih; (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; (6) menggunakan jamban sehat; (7) memberantas jentik di rumah  sekali seminggu; (8) makan buah dan sayur setiap hari; (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan (10) tidak merokok di dalam rumah. Perilaku Sehat Cuci Tangan yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Di dunia saat ini, tingkat kematian dan kesakitan masih tinggi akibat penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rendahnya kebiasaan cuci tangan yang baik dan bersih.
Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan yang baik dan bersih merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA, kecacingan pada anak dan Flu Burung.
Pada sebuah penelitan yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris (British Medical Journal) pada November 2007 menyatakan bahwa mencuci tangan dengan bersih secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, bisa jadi lebih efektuf untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Ini bisa terjadi karena, tubuh dilindungi sehingga kuman, bakteri maupun virus terhambat dan bisa diputusi.
Penggunaan sabun atau alat pembersih tangan lainnya pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sangat membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan pakai, ini tidak akan kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja.
Cuci tangan merupakan salah satu perilaku sehat yang pasti sudah dikenal. Perilaku ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar. Tetapi kenyataannya perilaku sehat ini belum menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan sekenanya saja.
Mencuci tangan dengan bersih hendaknya dilakukan dan diharapkan agar menjadi perilaku pilihan masyarakat sendiri (Action of choice) untuk peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat itu sendiri. Bila kita telah melakukannya, maka kita telah membantu untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga kesehatan diri sendiri. Mari bersama kita raih hidup sehat dengan mencuci tangan dengan baik dan benar.

1.2         Rumusan Masalah
a)      Bagaimanakah tingkat kebiasaan mencuci tangan dengan di lingkungan sekolah?
b)      Apakah dampak kurangnya kesadaran mencuci tangan bagi siswa siswi di SMAN 1 Selong?
c)      Apakah upaya sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa siswi akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan?
1.3         Tujuan Penelitian
a)      Untuk mengetahui apakah yang menyebabkan siswa enggan melakukan aktivitas mencuci tangan dengan benar dan bersih.
b)      Untuk mengetahui dampak kurangnya kesadaran mencuci tangan bagi siswa siswi di SMAN 1 Selong.
c)      Untuk mengetahui upaya sekolah untuk meningkatkan kesadaran siswa siswi akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan.

1.4         Manfaat Penelitian
a)      Setiap siswa meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b)      Siswa/siswi sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
c)      Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota
Di bidang kesehatan
d)     Meningkatkan pengetahuan siswa/siswi terhadap cara cuci tangan yang baik dan benar.
e)      Meningkatnya citra sekolah dalam bidang kesehatan. Dapat menjadi percontohan sekolah sehat bagi sekolah lain.

























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1             Hidup Sehat


            Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947)
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

2.2              Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :
a. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat
b. Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.
c. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.


2.3    Mencuci Tangan

              Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
2.3.1        Mencuci tangan dengan baik dan benar
            Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.
  • Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
  • Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
  • Gosokkan kedua telapak tangan.
  • Gosokkan sampai ke ujung jari.
  • Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
  • Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
  • Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
  • Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
  • Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
  • Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, setelah mengganti popok atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.

     2.3.2  Macam-macam cara mencuci tangan
a)             Mencuci tangan dengan air
                   Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.
b)      Mencuci tangan dengan air panas
            Menurut pendapat seorang dokter bernama Ignaz Semmelweis yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan dan dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah (1847).
           Namun Dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine para peneliti menyampaikan hasil penelitiannya. Mereka menemukan, mencuci tangan dengan air panas dan sabun tidak berpengaruh pada pengurangan bakteri. Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.( New York, Jaringnews.com )
c)      Mencuci tangan dengan sabun
            Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
d)     Mencuci tangan dengan cairan
            Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.

e)      Mencuci tangan dengan tisu basah
               Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga lainnya.Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan (Cucilah Tangan dengan Sabun Wawancara dengan Wimar Witoelar di Perspektif Baru)
2.4      Jenis Sabun untuk Mencuci Tangan
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu.
2.5       Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Mencuci Tangan dengan Bersih

a)      Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh (Lorna et al). Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%)  (Fewtrell et. al 2005)
b)      Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya.
c)      Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
       Penelitian mengenai Kebiasaan Mencuci tangan siswa di SMAN 1 Selong ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
      Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011-Februari 2012.Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Selong.
3.3 Populasi dan Sample Penelitian
a) Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SMAN 1 Selong.
Jumlah siswa Kelas X,XI,dan XII
Laki-laki
Perempuan
Total
327
458
785

b) Untuk penelitian ini diambil sample dari siswa/siswi kelas XI di SMAN 1 Selong.
Jumlah siswa Kelas XI
Laki-laki
Perempuan
Total
105
152
257

3.4 Metode Pengumpulan Data
a)      Metode Wawancara
Wawancara dilakukan kepada informan penelitian untuk memperoleh informasi yang lebih dalam tentang penelitian ini.
b)      Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji literature, buku, dan makalah seminar yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
c)      Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung serta dengan mencatat gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara keseluruhan dengan fakta-fakta yang ada di lingkungan sekolah.
d)     Metode Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berasal dari dokumen yang merupakan data sekunder seperti internet.
3.5 Metode Analisis Data
      Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu dengan melalukan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh dari observasi.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Hidup sehat dapat didefinisikan hidup tanpa gangguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan fisik berupa penyakit-penyakit yang menyerang tubuh dan fisik seseorang. Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan pikiran seseorang. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960, Bab 1 pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani, dan social serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku yang melaksanakan 10 indikator yang meliputi (1)persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; (2) memberi bayi ASI eksklusif; (3) menimbang balita setiap bulan; (4) menggunakan air bersih; (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; (6) menggunakan jamban sehat; (7) memberantas jentik di rumah  sekali seminggu; (8) makan buah dan sayur setiap hari; (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan (10) tidak merokok di dalam rumah.
Perilaku Sehat Cuci Tangan yang merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang saja, tetapi ternyata di negara-negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Namun demikian, tingkat kesadaran mencuci tangan masih sangat rendah. Contohnya, kebiasaan mencuci tangan para siswa SMA Negeri 1 Selong. Hal ini terbukti dari penelitian yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu. Penelitian kami menunjukkan bahwa 75% siswa siswi SMA Negeri 1 Selong masih enggan membudayakan perilaku cuci tangan dengan sabun. Sedangkan 25 persen-nya, sudah membudayakan perilaku mencuci tangan.  Namun kebiasaan mencuci tangan tidak diiringi dengan tingkat pengetahuan bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut. Sedangkan, ada sebagian dari siswa SMA Negeri 1 Selong yang masih mencuci tangan menggunakan air kobokan.
Selain tingkat keasdaran siswa yang masih lemah  tentang kebiasaan mencuci tangan, ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan belum dibudayakannya kebiasaan mencuci tangan, diantaranya kebiasaan mencuci tangan ini tidak didukung oleh fasilitas sekolah yang memadai.
Seperti, ketersediaan keran-keran tempat mencuci tangan yang masih terbatas, belum tersedia sabun untuk mencuci tangan, dan tidak ada himbauan atau ajakan dari pihak sekolah untuk membudayakan praktek mencuci tangan yang baik dan benar.
Menurut dokter spesialis penyakit perut dan pencernaan (gastroenterohepatologi) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Ari Fahrial Syam, seperti (dikutip dari CPD Dokter), tidak mencucitangan seperti disebutkan diatas dapat menimbulkan penyakit diantaranya adalah :
  • Infeksi saluran pencernaan, seperti diare, yang merupakan salah satu penyakit akibat tidak mencuci tangan dengan benar. Misalnya, seseorang setelah buang air besar atau kecil, tangannya membawa bakteri, bisa berupa cacing atau bakteri lainnya.
  • Infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau batuk. ”Bersin, membersihkan ingus di hidung, atau melakukan kontak tangan dengan orang yang tercemar virus”
KEBIASAAN mencuci tangan masih harus terus digalakkkan. Pasalnya, tak sedikit kasus penyakit infeksi adalah akibat malas ataupun tak terbiasa mencuci tangan.

Infeksi Salmonella typhii sebagai penyebab demam tifoid berangkat dari faktor kebersihan tangan. Penyakit ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhii. Pada 2000, penyakit ini tercatat menginfeksi 21,6 juta orang dan mengakibatkan 216.500 kematian per tahun dengan insiden tertinggi di bagian selatan Asia Tengah, Asia Tenggara, dan bagian selatan Afrika.
 






Lokasi : Tempat Mencuci Tangan di SMAN 1 Selong.
Artis: Dinda, Makmur dan Yut.( Thanks for u'r hands !!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar